Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jumlah Populasi Badak Jawa di TNUK

Badak Jawa yang terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon, sudah sejak lama jadi perhatian dari bangsa Indonesia maupun Negara-negara lain yang tergabung dalam CITES (Convention of International Trade in Endangered Species) dan Badak Jawa termasuk dalam satwa sangat terancam punah dalam red list book IUCN (International Union for Conservation of Nature), sampai sekarangpun tidak ada yang bisa memastikan jumlah Badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon, Jumlah yang di sebutkan hanyalah perkiraan saja. Masyarakat, pemerintah Indonesia maunpun CITES harus berjuang untuk melestarikan kelangsungan populasi Badak Jawa.


Informasi mengenai perkembangan dan jumlah populasi badak jawa menjadi sangat penting sebagai dasar pengelolaan. Akan tetapi kehidupan badak di habitatnya sendiri sulit dijumpai langsung. Disamping itu, sosok badak yang sifatnya individual atau soliter serta bergerak menyebar di habitatnya adalah kendala dalam inventarisasi populasi. Sejak tahun 1967 hingga 2008, Balai TNUK hanya dapat melakukan penghitungan populasi badak berdasarkan jejak dalam transek, dan hasil inventarisasi hanya perkiraan.

Pengelolaan konservasi badak jawa di Indonesia adalah meningkatkan populasi, disamping perluasan habitat badak jawa dan kualitasnya yang memadai. Sebagaimana diketahui, bahwa perkiraan populasi nya kecil (sekitar 50 ekor), dan strategi konservasi jenis satwa ini yang telah ditetapkan (Permenhut Nomor 43 tahun 2007) memiliki target jumlah individunya pada tahun 2015 dapat menjadi 70 – 80 ekor.

Guna memperoleh kapastian individu badak serta populasinya di TNUK, pada tahun 2011 Balai Taman Nasional Ujung Kulon menerapkan cara-cara baru dalam inventarisasinya. Video digunakan di lapangan, dengan menempatkannya pada setiap titik pengamatan tiap blok di semenanjung Ujung Kulon selama 9 bulan. Hasil dari penggunaan video ini telah diketahui jelas masing-masing individu dan populasi badak jawa secara minimal yang masih hidup di TNUK, disampinga perilaku dan wilayah jelajah nya bisa dipelajari.

Selama proses kegiatan antara bulan Februari sampai dengan November 2011, diperoleh 427 klip video film badak jawa di habitat alaminya. Masing-masing klip diidentifikasi morfologi tubuhnya seperti bentuk telinga, bentuk dan tipe cula, ekor, lipatan leher, dan ciri khusus fisik tiap individu seperti luka dan cacat fisik, sehingga diipastikan individu-individu badak yang ada di lapangan. Proses identifikasi tersebut juga diperkuat dengan lokasi, frekuensi dan waktu individu badak jawa tersebut terekam oleh setiap video kamera.

Dari hasil identifikasi tersebut diperoleh hasil 35 individu badak jawa yang berbeda terekam oleh video kamera. Tiga puluh lima individu badak jawa yang teridentifikasi terdiri dari 22 individu badak jawa jantan dan 13 individu badak jawa betina. Pada tahun 2011, lima individu badak jawa anak terekam yang terdiri dari tiga jantan dan dua betina. Individu tersebut terekam pada bulan Maret, Juli dan Oktober di wilayah Citadahan, Cikeusik dan Cibandawoh. Hal ini juga membuktikan bahwa badak jawa di TN.Ujung Kulon mengalami perkembangan.