Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Badak Jawa di TNUK Bertambah

Badak Jawa Di Ujung Kulon
Berita bertambahnya badak jawa di TNUK patut kita syukuri, dari hasil pengamatan camera cctv yang di lakukakan petugas lapangan TNUK di laporkan ada keluarga baru dari badak jawa, hal ini memang masih belum pasti tapi dari hasil pengamatan CCTV sedikitnya ada 6 ekor anak badak yang bertambah. Kita sangat patut bersyukur, pertambahan ini, sungguh di luar dugaan, hasil kerja keras selama ini mulai menampakkan hasil tetapi masih sangat jauh dari yang kita harapkan.

Seperti yang beritakan Bantenesia, bahwa bertambahnya badak jawa tertangkkap oleh camera cctv petugas di TNUK. Berkut ini petikan dari Bantenesia.



Kabar menggembirakan datang dari petugas lapangan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), berdasarkan hasil proses identifikasi yang dilakukan terhadap 672 video klip yang diperoleh dari hasil pemasangan kamera video mulai bulan Maret hingga Oktober 2012 yang dipasang didalam kawasan TNUK, ditemukan 6 anak badak jawa baru, sementara 5 anak badak jawa yang tertangkap kamera pada tahun 2011 terekam kembali. Dengan demikian, minimal ada 11 anak badak jawa yg saat ini ada di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Anak-anak Badak Jawa yang baru teridentifikasi tersebut tertangkap kamera di Cikeusik Hulu, Curug Cigenter, Hulu Cangkeuteukeun, Rorah Daon, dan Cikeusik Muara antara periode bulan April hingga Agustus 2012.

“Paling tidak, ada enam anak badak jawa baru,” kata M Haryono, Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), yang dihubungi oleh Bantenesia, Rabu (26/12).

Badak jawa atau yang dikenal dengan sebutan Rhinoceros sondaicus merupakan jenis satwa langka yg kini hanya ada Taman Nasional Ujung Kulon. Badak jawa yang diklasifikasikan sebagai satwa sangat terancam punah (criticaly endangered) dalam red list data book IUCN (International Union for Conservation of Nature). Sementara itu CITES (Convention of International Trade in Endangered Species) mengkategorikan badak jawa dalam kelompok Appendix I. Badak jawa juga diklasifikasikan sebagai jenis satwa dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar.

Pada periode tahun 1967 hingga 2008, monitoring populasi badak jawa dilakukan dengan cara yang sangat sederhana, yakni dengan mengamati jejak kaki badak dan beberapa jenis temuan lainnya, seperti kotoran, urine, bekas tumbuhan yang dimakan, dan bekas gesekan pada batang pohon. Monitoring dilakukan oleh beberapa Tim yang bergerak pada beberapa jalur/ transek yang mengarsir Semenanjung Ujung Kulon dari arah utara ke selatan. Taksiran populasi badak jawa hasil monitoring masih sangat bias dan seringkali menjadi perdebatan publik.

Sejalan dengan perkembangan teknologi, pada tahun 2011 Balai Taman Nasional Ujung Kulon mulai menggunakan teknologi baru dalam melakukan monitoring badak jawa. Monitoring dilakukan dengan menempatkan camera video yang bekerja secara otomatis dengan sensor gerak pada lokasi yang sering dikunjungi badak jawa. Berdasarkan hasil identifikasi terhadap video klip badak jawa yang diperoleh pada tahun 2011, ditemukan minimal 35 individu badak jawa, yang terdiri dari 22 individu jantan dan 13 individu betina. Dari jumlah populasi tersebut terdapat 5 individu anak badak jawa.

Proses identifikasi dilakukan oleh Tim dengan mengamati secara detail beberapa parameter kunci yaitu ada tidaknya cula, morfologi tubuh (ukuran dan bentuk tubuh), ciri khusus yang bersifat permanen (seperti bentuk cula, telinga, lipatan kulit, perilaku berjalan, dll), dan ciri tidak permanen ( seperti adanya luka dan bisul pada tubuh). Jika masih ditemukan adanya beberapa individu yang sulit dibedakan maka analisis dilanjutkan dengan meng-close up tekstur kulit pada bagian sekitar mata, dan jika masih sulit untuk dibedakan maka dicek waktu dan tempat tertangkapnya kamera.

Ditemukannya anak-anak Badak Jawa baru di Taman Nasional Ujung Kulon memberi harapan besar bagi keberlangsungan hidup jenis satwa langka tersebut di muka bumi ini. Saat ini tim khusus dari TNUK terus mendalami, direncanakan pada bulan Januari 2013, Balai Taman Nasional Ujungkulon akan mempublikasikan hasil akhir monitoring populasi Badak Jawa tahun 2012.

Posting Komentar untuk "Badak Jawa di TNUK Bertambah"